Profil Desa Biting
Ketahui informasi secara rinci Desa Biting mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Biting, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, merupakan desa agraris di dataran tinggi dengan potensi sayuran, namun menghadapi tantangan infrastruktur dan risiko bencana. Profil desa menyoroti kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, dan status p
-
Lokasi Strategis dan Rawan Bencana
Terletak di kawasan perbukitan dataran tinggi Dieng, Desa Biting memiliki tanah subur untuk pertanian hortikultura, namun secara bersamaan berada di wilayah dengan kerawanan tinggi terhadap bencana alam tanah longsor.
-
Andalan Sektor Pertanian
Perekonomian utama masyarakat Desa Biting bertumpu pada budidaya sayur-mayur seperti kubis dan tomat, meskipun menghadapi tantangan klasik berupa fluktuasi harga komoditas di tingkat petani.
-
Status Pembangunan dan Pemerintahan Desa
Dipimpin oleh Kepala Desa Kastur (hasil Pilkades 2024), Desa Biting berstatus sebagai desa tertinggal (data 2019) yang terus berupaya mengoptimalkan dana desa untuk peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat di tengah tantangan geografis yang a

Terletak di antara perbukitan sejuk dataran tinggi Dieng, Desa Biting merupakan salah satu dari 17 desa di wilayah Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai bagian dari kawasan agraris yang vital bagi kabupaten, Desa Biting menyimpan potensi besar di sektor pertanian, khususnya hortikultura. Namun di balik kesuburan tanahnya, desa ini juga menghadapi tantangan signifikan terkait kondisi geografis, infrastruktur dan status pembangunan yang menuntut perhatian berkelanjutan dari berbagai pihak.
Artikel profil desa ini akan mengulas secara mendalam mengenai kondisi Desa Biting, mulai dari aspek geografis dan demografis, hingga potensi ekonomi, tantangan yang dihadapi, serta arah kebijakan pemerintahannya. Dengan menggunakan data dari instansi resmi dan liputan media, profil ini bertujuan menyajikan gambaran yang objektif dan informatif mengenai denyut nadi kehidupan masyarakat di Desa Biting, Kecamatan Pejawaran.
Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi
Desa Biting secara administratif berada di Kecamatan Pejawaran, sebuah kecamatan yang memiliki luas total 52,25 km² atau setara dengan 4,88% dari total luas Kabupaten Banjarnegara. Wilayah kecamatan ini berada pada ketinggian yang bervariasi antara 1.016 hingga 1.674 meter di atas permukaan laut (mdpl), menandakan lokasinya di kawasan pegunungan yang berhawa sejuk.
Secara geografis, struktur tanah di Desa Biting dan sekitarnya bersifat subur dan sangat cocok untuk kegiatan pertanian, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal. Namun, topografi perbukitan dengan tingkat kemiringan yang cukup curam juga menjadikan wilayah ini memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam, terutama gerakan tanah dan tanah longsor. Berita dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara beberapa kali menyoroti kejadian longsor di Kecamatan Pejawaran, termasuk di titik-titik yang berdekatan atau bahkan di dalam wilayah Desa Biting, yang mengancam pemukiman dan lahan pertanian warga.
Mengenai luas wilayah spesifik Desa Biting, data akurat dari Badan Pusat Statistik (BPS) atau sumber pemerintah daerah belum dapat diakses secara publik hingga Juni 2025. Ketiadaan data ini menjadi kendala dalam menghitung kepadatan penduduk secara presisi.
Adapun batas-batas wilayah administrasi Desa Biting, berdasarkan informasi dari desa tetangga, diketahui sebagai berikut:
- Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Giritirta
- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Semangkung atau Desa Beji
- Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Darmayasa
- Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Tlahab atau Desa Pejawaran
Pusat pemerintahan Kecamatan Pejawaran sendiri berjarak sekitar 34 kilometer dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara. Aksesibilitas menjadi salah satu isu krusial bagi desa-desa di wilayah ini, termasuk Desa Biting, di mana kondisi infrastruktur jalan sangat menentukan kelancaran distribusi hasil bumi dan mobilitas penduduk.
Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan data publikasi BPS dalam "Kecamatan Pejawaran dalam Angka 2019", populasi Desa Biting pada tahun 2018 tercatat sebanyak 1.761 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 851 penduduk laki-laki dan 910 penduduk perempuan. Data ini menunjukkan jumlah penduduk perempuan sedikit lebih banyak dibandingkan laki-laki. Data tersebut juga mencatat terdapat 73 Rukun Warga (RW) dan 254 Rukun Tetangga (RT) di seluruh Kecamatan Pejawaran pada tahun 2012.
Perlu dicatat bahwa data tersebut merupakan data valid terakhir yang tersedia secara publik untuk tingkat desa. Data kependudukan terbaru yang dirilis oleh Pemerintah Kecamatan Pejawaran pada akhir tahun 2024 menunjukkan total populasi di seluruh kecamatan mencapai 47.147 jiwa. Namun, rincian jumlah penduduk per desa untuk tahun 2024 atau 2025 belum dipublikasikan.
Dengan asumsi tidak ada perubahan demografis yang drastis, angka populasi tahun 2018 menjadi satu-satunya acuan yang dapat digunakan. Ketiadaan data luas wilayah yang pasti membuat angka kepadatan penduduk Desa Biting tidak dapat dihitung. Namun, dengan melihat pola pemukiman di daerah perbukitan, penduduk cenderung terkonsentrasi di dusun-dusun yang lokasinya lebih aman dan landai.
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh sektor pertanian. Sebagian besar warga bekerja sebagai petani, baik pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Generasi muda dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan usaha pertanian keluarga atau mencari peluang kerja di sektor lain di luar desa.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan di Desa Biting dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak yang diselenggarakan di Kabupaten Banjarnegara, pada bulan Maret 2024, Kastur secara resmi terpilih sebagai Kepala Desa Biting. Kepemimpinan yang definitif ini menjadi modal penting bagi stabilitas dan arah pembangunan desa untuk periode mendatang.
Salah satu rujukan penting mengenai status pembangunan desa ialah data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dalam sebuah dokumen peraturan bupati tahun 2019, Desa Biting diklasifikasikan dengan status "Tertinggal" dalam Indeks Desa Membangun (IDM). Status ini mengindikasikan adanya tantangan dalam tiga dimensi utama: ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi/lingkungan. Fokus pembangunan desa idealnya diarahkan untuk mengejar ketertinggalan pada indikator-indikator tersebut.
Sebagai instrumen utama pembangunan, Desa Biting setiap tahunnya menerima alokasi Dana Desa (DD) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagai contoh, pada tahun anggaran 2021, Desa Biting tercatat menerima Dana Desa sebesar Rp992.352.000. Dana ini, sesuai prioritasnya, digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan talud, pembinaan kemasyarakatan, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pengelolaan dana yang transparan dan akuntabel menjadi kunci keberhasilan pemanfaatannya.
Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan usaha tani dan penguatan tebing atau talud penahan longsor, merupakan prioritas yang sering muncul dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) di wilayah dengan karakteristik seperti Desa Biting.
Potensi Ekonomi dan Tantangan
Sektor pertanian merupakan urat nadi perekonomian Desa Biting. Komoditas utama yang dihasilkan ialah sayur-mayur dataran tinggi. Sebuah laporan media pada tahun 2020 menyoroti bagaimana Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjarnegara turun langsung ke Desa Biting untuk memborong hasil panen petani seperti kubis, tomat, labu siam, dan buncis yang harganya anjlok di pasaran. Peristiwa ini menggambarkan dua sisi mata uang dari potensi pertanian desa: kesuburan lahan yang mampu menghasilkan panen melimpah, sekaligus kerentanan petani terhadap fluktuasi harga dan posisi tawar yang lemah di hadapan tengkulak.
Selain pertanian subsisten, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu agenda pemberdayaan. Sebuah proposal kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berlokasi di desa ini mengidentifikasi adanya potensi pengembangan UMKM dan bahkan "wisata religi" yang belum tergarap secara optimal. Pemberdayaan karang taruna dan pengenalan pemasaran digital diusulkan sebagai salah satu solusi untuk mengangkat potensi tersebut.
Di samping itu, sebuah dokumen pemerintah daerah tahun 2007 pernah menyebutkan adanya potensi "Wisata Alam Air Panas dan Curug Biting". Meskipun informasi ini sudah cukup lama, penelusuran lebih lanjut mengenai potensi wisata alam ini bisa menjadi alternatif pengembangan ekonomi desa di masa depan, asalkan dikelola dengan baik dan memperhatikan aspek konservasi lingkungan.
Tantangan utama yang dihadapi Desa Biting bersifat multidimensional:
- Fluktuasi Harga KomoditasKetergantungan pada sektor pertanian membuat ekonomi desa rentan terhadap anjloknya harga jual hasil panen.
- Akses InfrastrukturKondisi jalan yang menghubungkan dusun-dusun dan akses ke pasar perlu terus ditingkatkan untuk menekan biaya transportasi dan memperlancar distribusi.
- Risiko Bencana AlamAncaman tanah longsor yang konstan membutuhkan investasi berkelanjutan dalam mitigasi bencana dan edukasi kepada masyarakat.
- Sumber Daya ManusiaPeningkatan kapasitas dan keterampilan bagi para petani, pemuda, dan pelaku UMKM diperlukan untuk dapat beradaptasi dengan teknologi dan tuntutan pasar yang baru.
Arah Masa Depan Desa Biting
Desa Biting di Kecamatan Pejawaran merupakan representasi dari desa agraris di dataran tinggi Jawa Tengah dengan segala potensi dan tantangannya. Tanah yang subur dan hasil hortikultura yang melimpah menjadi modal dasar yang tak ternilai. Namun, untuk dapat melompat dari status "tertinggal" menuju desa yang lebih maju dan mandiri, diperlukan kerja keras dan sinergi dari berbagai pihak.
Di bawah kepemimpinan yang baru, fokus pada penguatan infrastruktur dasar, diversifikasi ekonomi melalui UMKM dan potensi wisata, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi agenda yang tidak bisa ditawar. Lebih dari itu, upaya mitigasi bencana yang terstruktur dan berkelanjutan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap rencana pembangunan. Dengan demikian, Desa Biting tidak hanya akan dikenal sebagai lumbung sayur, tetapi juga sebagai sebuah komunitas yang tangguh, berdaya, dan sejahtera.